Header Ads

PEREMPUAN PUNYA CERITA

PEREMPUAN PUNYA CERITA

Vivi Al-Hinduan


Setelah dunia merayakan Hari Perempuan Internasional tanggal 8 Maret lalu, sebentar lagi para perempuan se-Indonesia akan memperingati Hari Kartini yang jatuh setiap tanggal 21 April. Hari Kartini pertama kali dicetuskan oleh Presiden Sukarno pada tahun 1961. Kartini menjadi sangat terkenal dibanding pejuang wanita lainnya seperti Cut Nyak Dien, Malahayati, dan Dewi Sartika, karena Kartini menuliskan pemikirannya yang lalu dibukukan oleh Abendanon, seorang sahabatnya di Belanda dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang.

Hingga kini banyak yang memperdebatkan tentang perayaan Hari Kartini, bahkan ada sebagian masyarakat di tanah air yang menyarankan agar Hari Kartini digabung saja dengan peringatan Hari Ibu. Mereka menyatakan bahwa perjuangan Kartini sebenarnya belum sebanding dengan perjuangan para pahlawan wanita yang lain seperti Cut Nyak Dien misalnya, yang mati-matian berjuang secara fisik melawan penjajah Belanda.

Mereka juga miris melihat peringatan Hari Kartini hanya diisi setiap tahunnya dengan kegiatan seremonial belaka seperti memakai kebaya, lomba masak, dan sebagainya yang dirasa tidak sesuai lagi dengan era globalisasi saat ini dan menjadi hambar ditengah maraknya kasus-kasus KDRT, perkosaan, incestwomen trafficking, hingga penyiksaan terhadap para Tenaga Kerja Wanita di luar negeri yang sangat marak d Indonesia, khususnya Kalimantan Barat.

Belum lagi gempuran yang terus menerpa para perempuan negeri ini yang berasal dari tayangan televisi yang sangat tidak mendidik, yang hanya menghadirkan gosip dan sinetron yang berbau kekerasan dan menjual mimpi belaka. Dan itu telah menjadi “sarapan pagi” bagi sebagian besar para ibu rumah tangga dan pembantu mereka di tanah air, mulai dari ibukota hingga di pedalaman Kalbar.

Untuk menghindari hal-hal semacam itu, Debra Yatim, salah satu pendiri Pusat Informasi dan Dokumentasi Perempuan Kalyanamitra, dalam wawancara dengan majalah Paras Edisi April 2009 menyarankan agar perayaan Hari Kartini diselenggarakan dengan hal-hal yang lebih bermanfaat seperti lomba menulis surat ke Sekjen PBB, sayembara menulis fiksi atau puisi bertema isu perempuan, lomba penelitian ilmiah bagi kemanusiaan, atau mengumpulkan satu juta gagasan perempuan yang dapat mengubah Indonesia.


PEREMPUAN DAN MEDIA

Para aktivis perempuan se-dunia yang tergabung dalam The Association for Progressive Communication (  APC ) , bekerjasama dengan organisasi local, Women’s Net , pada tanggal 10-12 November 2008 di Cape Town, Afrika Selatan , mewujudkan gagasan sebuah Pelatihan Pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi ( TIK ) dengan tema Feminist, Technology, and Exchange bagi para aktivis perempuan maupun Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ) yang bekerja dan memiliki perhatian terhadap hak perempuan..

Pelatihan ini diadakan beberapa hari menjelang  konferensi Association Women in Development yang ke-11 di kota yang sama. Combine Resource Institution sebagai organisasi yang bergerak di bidang TIK berpeluang untuk menerapkan TIK di wilayah isu gender.

Mereka memprotes masih sulitnya bagi perempuan untuk mengakses TIK disebabkan oleh budaya patriarki yang diadopsi dan diterapkan oleh masyarakat lokal. Bahkan, perempuan kerap menjadi korban kemajuan teknologi berupa eksploitasi seksual perempuan yang sering dipertontonkan dan diperjualbelikan di internet.

Kekerasan terhadap perempuan  tidak lagi hanya terjadi di wilayah domestik seperti rumah tangga, tapi kini juga terjadi di ruang maya ( Majalah Kombinasi, Edisi ke-29, Januari 2009 ).

Pada tayangan Oprah’s Show di Metro TV Sabtu (11 April 2009 ) lalu, para pelaku fedofilia terang-terangan memperkosa bocah perempuan dan menayangkannya secara live di internet, mereka juga memasang foto-foto korban di internet.

Di saat para aktivis perempuan internasional mati-matian berjuang menghapus kejahatan terhadap perempuan di internet dan berusaha merebut akses terhadap teknologi tersebut dengan seruan rebut teknologi ( take back tech ), Pontianak, beberapa waktu lalu dihebohkan oleh tiga siswi sebuah sekolah menengah yang memasang foto mereka sendiri di situs pertemanan  friendster dengan pose seronok. Sungguh kejadian tersebut sangat ironis dan disesalkan sekali . Dan kita tentu tidak lupa dengan kasus video porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari yang sempat menempati urutan teratas di twitter dan youtube sebagai berita yang paling banyak di akses pengguna internet pada pertengahan 2010 lalu.

Kita semua berharap kejadian yang sangat mencoreng wajah pendidikan di Khatulistiwa seperti itu tidak akan pernah terjadi lagi. Semoga perempuan Indonesia lebih cerdas dalam menggunakan dan memanfaatkan Teknologi Komunikasi dan Informasi demi kemajuan Indonesia. Selamat Hari Kartini.











No comments:

Powered by Blogger.