Header Ads

Mengenal Permakaman Muslim Gang Meliau

EntrepreneurKreatif.Com - Mengenal Permakaman Muslim Gang Meliau, Makam Kerabat Kesultanan Pontianak. Tanggal 1 Ramadan 1439 H, bertepatan dengan hari Kamis (17/5/2018) pagi, saya dan Ayah, berziarah ke makam leluhur kami di Gang Meliau, Benua Melayu Darat, Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.


Makam Gang Meliau. foto: Vivi Al Hinduan

Permakaman Muslim Gang Meliau di Jalan Tanjungpura, Pontianak, konon merupakan salah satu makam tertua di Pontianak, setelah Makam Kesultanan Batulayang, Pontianak Utara.  Di Gang Meliau juga banyak terdapat makam anak cucu Sultan Abdurrahman Al-Qadri, pendiri Kota Pontianak, khususnya dari jalur putra beliau, Sultan Usman Al-Qadri. Untuk keterangan lengkap bisa dilihat di sini

foto Vivi Al Hinduan
Komplek Permakaman Kerabat Sultan Gang Meliau ini terdiri dari dua komplek permakaman yang saling berhadapan. Pertama, komplek permakamam yang merupakan tanah wakaf keluarga besar Pangeran Laksamana Sri Negara. Terdapat jalan setapak dari semen yang membelah tanah luas menuju sebuah pendopo besar beratap seng merah tanpa jendela.


tanah wakaf keluarga besar Pangeran Laksamana Alkadrie 


deretan nisan di komplek pemakamam anak cucu Pangeran Laksamana 



Di sebelah kiri jalan setapak, terdapat beberapa nisan kecil di atas tanah berumput. Sebagian tak terawat dan tak bernama. Di dalam bangunan beratap merah tanpa jendela dan pintu itu, berjejer rapi sembilan nisan di sana. Delapan di antaranya berwarna kuning dan satu nisan berwarna hijau. Lima dari sembilan nisan itu dihiasi mahkota raja. Makam paling besar adalah Pangeran Laksamana, putra Sultan Syarif Yusuf Alkadrie, sekaligus saudara kandung Sultan Syarif Muhammmad bin Yusuf Alkadrie.


 Makam Keluarga Besar Alhinduan

Tepat di seberang makam keluarga besar Pangeran Laksamana, terdapat makam keluarga besar Alhinduan yang ditandai dengan kubah besar berwarna hijau. Pertama terdapat makam Syarif Muhammad bin Ali Alhinduan yang meninggal pada  pukul 09.00 wib, hari Ahad 28 Rajab 1306 H. Beliau merupakan kakek buyut saya.

makam Sy Abdurrahman bin Muhammad Alhinduan (moyang saya) 


Pada Hari selasa tanggal 3 Rabiul Awwal 1370 H bersamaan  13 September 1950 jam 11.45, dimakamkan putra Sy. Muhammad bin Ali Alhinduan yakni Sy. Abdurrahman bin Muhammad Alhinduan (moyang saya). Syarif/ Habib Abdurrahman Al-Hinduan merupakan Guru Tareqat Qadariah Naqsabandiyah yang mempunyai murid tersebar di Pontianak, Kakap, Tanjung Saleh, Teluk Pakedai hingga sepok Laut. Beliau merupakan anak tunggal Sy. Muhammad Alhinduan dari istri beliau bermarga Assegaf. Sy Abdurrahman Al Hinduan merupakan adik ipar dari Syarifah Thalhah, permaisuri pertama Sultan Muhammad bin Yusuf Al-Qadri, dan juga merupakan tabib (dokter) nya Sultan Muhammad Al-Qadri.

 Syf. Thalhah Alqadri Seri Paduka yang Maha Mulia Maha Ratu Besar Kerajaan Pontianak dimakamkan pada jam 05.30 wib, Ahad, Jumadil Akhir Sanah 1326.H. Beliau merupakan Istri Pertama Sultan Muhammad bin yusuf Al-Qadri, Sultan Pontianak ke-6. Ayah Syf Thalhah bernama Habib Saleh bin Muhammad Al-Qadri. Sy. Muhammad Alqadri bergelar Pangeran Jaya yang merupakan cucu Sultan Usman bin Abdurrahman Al-Qadri.

makam Tok Amat Ende 


Selain mereka, juga dimakamkan beberapa kerabat Kesultanan Pontianak lain seperti Sy. Alwi bin  Sy. Muhammad Al-Qadri (Sy. Muhammad Alqadri bergelar Pangeran Jaya). Sy. Alwi adalah mertua  Sy. Abdurrahman Hinduan dari istri pertama beliau Sofia binti Alwi.  Syarifah Sofia merupakan sepupu Syarifah Thalhah Al-Qadri. Terdapat pula makam Syarifah Maryam binti Alwi Assegaf (Bergelar Ratu Seberang) Wafat 24 Sawwal 1384 H. Beliau merupakan salah satu istri Sultan Muhammad Al-Qadri.

Pada Tarikh Sanah 1310 H, 27 Shafar Hari Jumat pukul 09.00 pagi telah dimakamkan Syarif Ahmad bin Pangeran Temenggung Sy. Abubakar Alqadri.  Di Pemakaman Gang meliau juga terdapat makam Habib Ahmad bin Husein Al-Qadri (bergelar Tok Amad Ende) gurunya Habib Abdurrahman Hinduan yang berasal dari Ende, NTT. Selain itu juga terdapat makam Syarif Ali bin Sultan Hamid I  Al-Qadri (gelar Pangeran Putra) yang nisannya bersebelahan dengan putra Sy. Abdurrahman Hinduan, yaitu Sy. Hamid Alhinduan.





Syarif Hamid Alhinduan (kakek saya) menikah dengan Syf Maimunah binti Syarif Abubakar bin Pangeran Arya. Pangeran Putra merupakan kakek Syf. Maimunah dari pihak ibu. Tentu perlu diteliti lebih lanjut, kenapa banyak kerabat Kesultanan Pontianak yang dimakamkan di Gang Meliau, bukan di Batulayang? Apakah karena mereka yang dimakamkan di sana mempunyai hubungan kekerabatan dengan Habib Abdurrahman Alhinduan?

Kondisi Makam Gang Meliau Saat Ini

Makam bersejarah Gang Meliau saat ini kondisinya sungguh memprihatinkan, terutama di musim hujan. Selain itu, hampir semua nisan-nisan di sana  tidak terdapat nama orang yang dimakamkan di sana, terutama dalam huruf Latin. Hal ini mungkin disebabkan tulisan tersebut sudah pudar dimakan waktu.

Letak Makam Gang Meliau yang di belakangnya terdapat rumah penduduk juga menyebabkan terkadang limbah rumah tangga merembet ke makam. Hal ini diperparah dengan adanya Tempat Pembunngan Sampah Umum yang terletak tepat di depan makam.

Mengingat begitu berharganya Permakaman Muslim Gang Meliau sebagai salah satu warisan bersejarah Kota Pontianak, saya sangat berharap kepada Pihak Pemerintah Kota Pontianak dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melaui Dinas Pariwisata, agar dapat memerhatikan Pemakaman Muslim Gang Meliau dan jika perlu menjadikannya Kawasan Wisata Religius Kota Pontianak seperti yang dilakukan Pemkot Surabaya dalam menjaga kelestarian Kawasan Permakaman Sunan Ampel, Surabaya. Semoga masyarakat Pontianak, khususnya generasi muda semakin Mengenal Permakaman Muslim Gang Meliau, Makam Kerabat Kesultanan Pontianak

No comments:

Powered by Blogger.