Kalah Sebelum Bertanding Akibat Typo
EntrepreneurKreatif.Com-Tulisan ini saya ketik saat tengah mengikuti
sayembara menulis Cerber (CERita BERsambung) Femina 2016/ 2017. Cerber juga
biasa disebut novelet, dengan jumlah halaman sekitar 40-50. Tentu sebuah
proses yang panjang dan cukup melelahkan, apalagi bagi yang belum terbiasa.
Selama
mengerjakan proses yang gampang membuat kita menjadi writer’s block ini, saya selalu ditemani segelas cappuccino instan sebagai ritual wajib menikmati pagi, serta
musik jazz lawas Dian Pramana Poetra ‘Seputih Melati’ dan ‘Arti Kehidupan’ Mus
Mudjiono. Asyik banget. Yang bikin seru,
selama mengikuti sayembara menulis cerber Femina ini, saya selalu berkonsultasi
dengan seorang mentor sekaligus teman di sebuah komunitas menulis yang kami
ikuti. Yang selalu saya konsultasikan ke dia intinya cuma satu; soal typo dalam
penulisan. Saya rela bolak-balik
mengirim karya saya untuk dikoreksi oleh beliau, baik lewat Facebook mau pun
datang langsung ke rumahnya.
Typo (typing error) bagi saya adalah sesuatu yang
sangat menganggu pembaca dalam menikmati karya kita. Parahnya lagi, typo sering
membuat tulisan kita-terutama saat mengikuti lomba kepenulisan-sudah kalah duluan
di mata juri, bahkan sebelum mulai bertanding dengan karya peserta lain.
Saya juga sering diminta menjadi juri di lomba
kepenulisan cerita pendek (cerpen) yang diadakan oleh Forum Lingkar Pena Kalimantan Barat. Biasanya peserta merupakan siswa/
siswi SMP dan SMA, yang diutus sekolah mereka. ‘Penyakit’ saya kalo jadi juri
lomba cerpen, sebelum membaca cerita mereka, masalah typo yang selalu saya
kejar duluan. Dan kesalahan penulisan EYD ini akan mengurangi poin peserta.
Terutama untuk lomba bergengsi yang diadakan oleh
Femina atau Dewan Kesenian Jakarta, jika Anda masih suka typo dalam menulis,
saya sarankan untuk tidak nekat mengirim karya Anda ke dua lembaga
penyelenggara tersebut. Serius! Anda sudah pasti kalah sebelum bertanding.
Rugi, kan?
Dewan Kesenian Jakarta selalu rutin mengadakan
sayembara menulis novel setiap dua tahun sekali. Biasanya, jumlah halaman
minimal 100-150, di-print out rangkap lima untuk masing-masing dewan juri.
Bayangkan, jika Anda mengetik sepanjang itu dan menghabiskan satu rim kertas A4
hanya untuk membuat juri ‘sakit mata’ melihat tulisan Anda yang EYD nya
berantakan. Rugi banget, ya? Rugi uang pastinya. Rugi waktu dan tenaga juga.
Selama menjadi juri, saya mencatat beberapa
kesalahan penulisan EYD yang sering terjadi, khususnya bagi penulis pemula.
1. Tidak bisa membedakan penulisan ‘di’ sebagai kata
depan/ imbuhan/ kata kerja pasif, dan ‘di’ sebagai keterangan tempat. Yang mana yang harus dipisah dan disambung.
Contoh ‘di’ sebagai kata depan, penulisannya harus disambung dengan kata berikutnya.
contoh: dicintai, dimanja, dihina, dilupakan, dsb.
Sebaliknya, penulisan ‘di’ sebagai kata keterangan
tempat harus dipisah dengan kata selanjutnya. Contoh: di rumah, di antara, di sana, di mana, di
manakah, di balik, dsb.
Ini adalah kesalahan yang paling sering terjadi. Bahkan,
untuk media sekelas Femina dan Kompas, mereka akan menolak karya penulis untuk
diterbitkan di media mereka, jika typo terlalu banyak. Saya pernah membaca
tulisan ini di Femina, tepat di bawah huruf terakhir cerpen yang dimuat di
Femina.
Catatan Editor
Cerita yang menarik dengan alur yang terjaga. Masih banyak kesalahan dalam penulisan EYD seperti penggunaan di yang lumrah terjadi banyak ditemukan di karya ini. Sayangnya ending kurang menggigit alias menggantung. Emosi pembaca tidak tuntas dengan klimaks yang hambar. Cerita ini seperti tidak selesai atau dipaksakan selesai.
Cerita yang menarik dengan alur yang terjaga. Masih banyak kesalahan dalam penulisan EYD seperti penggunaan di yang lumrah terjadi banyak ditemukan di karya ini. Sayangnya ending kurang menggigit alias menggantung. Emosi pembaca tidak tuntas dengan klimaks yang hambar. Cerita ini seperti tidak selesai atau dipaksakan selesai.
Dan cerpen itu dibaca oleh semua pembaca Femina di seluruh Indonesia dan orang Indonesia yang berada di luar negeri (via online) Malunya luar bioskop. Ups! Sori, typo.
Selain kata ‘di’, penulisan akhiran ‘pun’ juga
menjadi masalah tersendiri. Jujur, inilah salah satu yang sering saya
konsultasikan ke mentor. Ada beberapa penulisan akhiran ‘pun’ yang harus
disambung, misal: meskipun, walaupun. Dan ada juga yang harus dipisah, seperti:
seorang pun, kapan pun, dsb.
3. Berikut adalah beberapa tips mengikuti sayembara
menulis (fiksi) yang saya rangkum dari berbagai sumber.
Tips Mengikuti
Sayembara Menulis Fiksi
1. Baca info secara lengkap. Sebaiknya jangan langsung tanya tanpa membaca dulu terkait informasi sayembara.
2. Jangan tanyakan lagi hal-hal yang sebenarnya sudah ada di informasi.
3. Jangan lakukan proses negosiasi. Ikui saja aturan/ketentuan panitia seperti: jumlah halaman sekian, tak perlu dinego menjadi sekian.
4. Teliti (ini
sangat penting sekali; seperti apa tema sayembara, ke mana ngirimnya, apa saja
informasi yang ada di sana).
5. Sabar menunggu
pengumuman.
6. Update
informasi terkait sayembara dari awal sampai akhir.
7. Pahami/peka
terhadap novel atau cerpen/ cerber yang menjadi juara tahun-tahun sebelumnya
(sebagai referensi) bisa juga dengan membaca karya juri, jika panitia
menggunakan sistem juri tunggal.
8. Unduhlah Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) di ponsel/ laptop Anda. KBBI akan sangat membantu
Anda dalam penulisan EYD yang benar. Anda tinggal mengetik kata yang Anda
inginkan. Jika arti kata tersebut tidak muncul, berarti cara penulisan Anda
salah. Selamat bertanding!
7 comments:
okelah kalau begitu, thanks akak :)
same2 vensay :) salam buat tyo ye :D
Selama saya ngeblog, saya baru ngerasa kalau pelajaran Bahasa Indonesia semasa SMP berguna banget. Padahal dulu sedih banget kalau ada soal disuruh membuat kalimat, gara-gara tidak ada tanda titik, jawaban itu dianggap salah. Sekarang baru tahu kalau itu memang salah. :)
Saya juga mengunduh kbbi di ponsel dan sangat membantu. Yeaaaay
Harus teliti juga dalam hal tulisan. Semoga menang kak mengikuti lomba. :)
@jerry: iya, bener banget. saya juga unduh :)
@zani: aamiin..makasih, jank ai :)
tak bise ke ndag di bahas. aku sedeh bace ini.
Post a Comment