Pontianak Pengin Bikin Event Kece Kayak Gini? Banyakin Dulu Bioskopnya, Ya
EntrepreneurKreatif.com-Nggak
terasa, sudah seminggu saya di Yogyakarta. Niatnya cuma pengin liburan aja
karena sudah 25 tahun nggak ke sini
(curhat) dan tahun lalu batal berangkat gegara jatuh dari motor (curhat lagi).
Dari yang semula cuma pengin liburan doang, mumpung tiket murah (seperempat
harga, cing!) eh, ternyata sedang berlangsung dengan khidmat 3 event seni berkelas internasional di
kota ini. wah, pas buanget, ya SobatPreneur.
Event
seni pertama yang saya tonton adalah JAFF NETPAC yang ternyata adalah festival
film pendek-fiksi dan dokumenter-dua tahunan di Jogja. Apa sih itu?
SobatPreneur bisa klik infonya di sini.
JAFF diadakan di empat bioskop di Jogja; Taman Budaya Yogya, Cinema
XXI,CGV Cinemas, dan Tebing Breksi.
Kemaren (7/12/2017) saya menyempatkan diri menonton di CGV Cinemas, J-Walk. J-Walk ini mall baru di Jogja, sebrangan Univ
Atmajaya. Cinemas ada di lantai 3 dari 4 lantai di dalam mall yang masih
lengang karena banyak outlet/ tenant yang masih belum dibuka, termasuk KFC dan
Solaria.
Di
Pontianak belum ada Cinemas atau Cinemax. Lha wong mall aja cuma siji wae, hehe. Saya nonton
4 film pendek gabungan fiksi dan documenter. Harga tiketnya Cuma Rp15.000 loh,
murah banget. Dibuka dengan film The Unseen Word karya Wahyu Utami. Film documenter
yang bercerita tentang sekelompok lelaki
dan perempuan tuna netra yang aktif berkesenian Ketoprak dan menamakan diri ‘
Ketoprak Distra Budaya’. Film ini dibuat orang Jogja asli, tentang Jogja dan
ber-setting di Jogja. Film dibuat dalam bahasa Jawa dengan subtittle Inggris. Menarik
sekali.
Film
kedua masih bergenre dokumenter-reportase berjudul Dream Box karya sutradara asal
Jepang berkebangsaan Belanda, Jeroen Van der
Stock. Film berdurasi 43 menit ini
bercerita tentang Di pulau Shikoku, pulau dengan populasi paling sedikit dari
empat pulau utama di Jepang, berdiri sebuah bangunan di tengah hutan yang
misterius. Ketika sisa-sisa kabut pagi yang menggantung di pegunungan mulai
menghilang, anak-anak anjing yang tengah berjemur di luar gedung terkejut oleh
kedatangan truk kecil. Beberapa pria tak dikenal membongkar muat kendaraan itu.
Sejumlah kucing dan anjing terperangkap di dalam kandang. Hewan-hewan tersebut
berada di awal penantian, entah hanya untuk membunuh waktu atau masuk ke dalam
kotak mimpi..digilas mesin dan dibuang lewat air terjun yang bersembunyi di
balik pepohonan lebat. Serem!
Film
ketiga berasal dari Filipina. Bergenre fiksi. Film berjudul Manila Scream ini
mengambil setting di padatnya kota Manila dengan segala permasalahan sosialnya
seperti polusi, macet, kemiskinan dan masih banyak lagi. Terakhir, film Daughters/
Musume karya sutradara Indonesia Ima Puspita Sari yang berasal dari Yogyakarta.
Daughters
merupakan hasil residensi Ima di Jepang dengan pendanaan dari Japan Foundation
dalam program Japan Foundation Asia Center Fellowship. Film dokumenter ini mengungkapkan
makna ikatan keluarga seorang ayah dengan anak perempuannya melalui narasi
beberapa subjek yang dipilih, termasuk Ima sendiri. Film dibuka dengan narasi
cerita rakyat Jepang (Putri Hase) dan Indonesia (Putri Kandita).
Usai pemutaran film,
dilanjutkan dengan diskusi. Saya rasa, untuk HTM seharga Rp15.000, sangat puas
sekali menonton film-film pendek bermutu dari JAFF-NETPAC. Bintang lima deh
pokoke. Pontianak pengin bikin event kece kayak gini? Banyakin dulu bioskopnya, ya.
No comments:
Post a Comment