Buzzer Is a New PR?
EntrepreneurKreatif.com-
Di era revolusi industri 4.0 ini,
peranan media sosial tak dapat dinafikan begitu saja. Banyak perusahaan yang
kini memanfaatkan jasa buzzer atau influencer alias selebtwit dan selebgram
guna mempromosikan produk/ jasa mereka. Secara tak langsung, para buzzer media sosial
tersebut berperan sebagai public relation (PR) bagi perusahaan. Apakah kini Buzzer Is a New PR? Apakah betul menggunakan
jasa orang yang berpengaruh atau selebritas bisa menjadi strategi PR yang
efisien dan efektif apabila dieksekusi dengan baik? Berikut 4 alasan kenapa
perusahaan perlu melibatkan influencer/ buzzer dalam strategi PR nya seperti
saya kutip dari marketing.co.id.
Influencer
berkerja baik dengan alat pemasaran. Jika brand kita
sudah memiliki akun di berbagai media digital – blog, market place, media
sosial – maka keberadaan influencer melengkapi alat pemasaran yang kita
gunakan. ‘Sentuhan’ si buzzer membuat alat pemasaran yang kita gunakan menjadi
lebih hidup dan membuat brand lebih manusiawi di mata para pengguna media
sosial yang notabene target pasar brand tersebut. Ajak mereka bekerja sama dan
sebarkan link website kita lewat mereka untuk menjaring traffic lebih banyak.
Bekerja
dengan selebgram tak berbeda dengan perusahaan PR. Mengembangkan
hubungan dengan para bintang media sosial sama saja bekerja dengan perusahaan
PR. Oleh karena itu, bekerja dengan mereka, brand perlu memberikan arahan imej
seperti apa yang ingin ditampilkan dan apa saja yang diperlukan untuk
menindaklanjuti respon pembeli potensial dan pelanggan.
Mengikuti
tren pasar. Jika brand menargetkan
pasar remaja dan dewasa muda, maka sudah seharusnya brand hadir di media
sosial. Faktanya, generasi milenial
tersebut lebih banyak menghabiskan waktu dengan media sosial daripada TV. Para selebgram dan selebtwit tak selalu mereka yang
berprofesi sebagai selebriti. Pengguna media sosial biasa dengan banyak
followers berpotensi menjadi influencer. Oleh karena itu, brand sebaiknya
membina hubungan baik dengan audience-nya. Siapa tahu di masa mendatang mereka
bisa menjadi buzzer bagi
brand tersebut.
Buzzer
telah membuktikan keahliannya. Para buzzer telah
membuktikan keahlian dan hasil kerjanya nyata. Contohnya, Michelle Phan, figur
yang antusias di bidang make up, mampu menarik jumlah pelanggan kanal
YouTube-nya hingga 7,6 juta pengguna. Bahkan Phan mengembangkan kerja sama
dengan Lancome dan L’Oreal melalui blog pribadinya. Nah, sebelum meminta buzzer bekerja sama, brand
sebaiknya mencari tahu track record dan metrik yang bisa menggambarkan keahlian
dan hasil kerja mereka.
Bekerja
dengan mereka melibatkan keterampilan yang sama seperti bekerja dengan
manajemen PR dan media sosial. So, is buzzer a new PR? Silahkan jawab
sendiri.
2 comments:
tips yang bermanfaat banget bagi para umkm kreatif
https://umkmkreatif.blogspot.co.id/
Post a Comment