Serunya Naik Bis Malam
EntrepreneurKreatif.com-Pernah merasakan serunya naik bis malam? Mungkin sebagian SobatPreneur
yang membaca tulisan ini pernah merasakannya, terutama yang bepergian ke luar
kota atau bahkan luar negeri. For your
information, dari Pontianak menuju Kuching, ibukota Sarawak, Malaysia Timur,
dapat ditempuh dengan jalur darat selama 6 jam perjalanan. Jika naik bis,
biasanya dari Kota Pontianak jam 8 malam paling cepat. Dapat di Kuching subuh,
karena mereka biasanya singgah beberapa jam untuk membawa para penumpang makan
di Ngabang, ibukota Kabupaten Landak. Ah, saya jadi rindu pengin ke Kuching
lagi seperti tahun 2014 lalu.
Oke, next. Saya pernah dua kali pergi ke kabupaten di Kalbar
naik bis malam. Pertama ke Sintang, yang jaraknya sekitar 8 jam perjalanan
darat dari Kota Pontianak. Naik bis sekitar jam 8 malam dan sampai di Sintang
jam 5 subuh. Bisnya besar, full AC, dan
tidak bisa membawa motor di atap bis. Beda dengan bis ke Sambas yang kecil, tidak
ber-AC, dan bisa menampung motor para penumpang di atap bis. Tentu saja harga
bis ke Sintang 2x lipat bis ke Sambas.
Saya sempat bekerja di Kab. Sambas selama enam bulan, hingga
akhir 2014. Hampir setiap bulan-setelah gajian tentu saja-saya selalu pulang ke
Pontianak naik bis. Tentu saja motor bututku setia nangkring di atas bis,
karena saya belum berani mengendarai motor ke luar kota. Dari Sambas menuju
Pontianak sih nggak masalah sama sekali, karena berangkatnya pagi. Sekitar jam 7
paling awal atau paling tepat jam 9
pagi. Nyampe di Ponti sekitar jam 15.00 sore, karena biasanya berhenti di
Mempawah jam 13.00 wib untuk makan siang. Nah, yang jadi masalah adalah
keberangkatan bis itu dari Pontianak menuju Sambas. Hal ini pula yang membuat
saya memang tidak lama kerja di sana. Salah satu alasannya, ayah saya tidak
mengijinkan saya terus-terusan naik bis malam.
Yup. Bis itu berangkat dari Pontianak setiap hari selalu jam
01.00 dini hari. Paling lambat jam 04.00 wib. Itu pun sangat jarang. FYI, bis
dari Pontianak ke Sambas ada beberapa buah loh, nggak cuma satu doang. Pernah dalam satu bis itu isinya laki semua,
alias saya satu-satunya perempuan di sana. Ngeri, ya? Tapi alhamdulillah saya sampai
dengan selamat di Sambas. Saya rasa, asal kita nggak pake tank top sama celana
pendek setengah tiang aka memakai baju yang sopan dan tidak merangsang, insya
Allah aman. Karena tengah malam dan selalu merasakan segarnya angin malam dari
jendela bis, saya memang selalu memakai sweater tebal dan jins. Dan saya selalu
memilih duduk dekat jendela.
Selain menikmati segarnya angin malam, saya juga sering
mengamati kehidupan manusia di malam hari, yang tidak mungkin bisa kita
saksikan sebelum jam 10 malam. Geliat kehidupan yang unik. Manusia-manusia
(tengah) malam. Melintasi dua wilayah
(Kab. Mempawah dan Kota Singkawang) sebelum menuju Sambas. Sensasi unik yang selalu
memacu adrenalin saya dan selalu saya rindukan. Sensasi naik bis malam.
1 comment:
mbak vivi mantap
Post a Comment