Header Ads

Sinopsis dan Blurb

EntrepreneurKreatif.com-Saat sedang mengevaluasi naskah masuk, yang pertama dilakukan tim redaksi biasanya adalah membaca sinopsis dari naskah tersebut. SobatPreneur tahu perbedaan antara sinopsis dan blurb?

Perbedaan utama antara sinopsis dengan blurb terutama pada untuk siapa tulisan itu dimaksudkan. Sinopsis ditujukan kepada redaksi penerbit ketika kita hendak mengirimkan naskah kita. Sementara, tulisan di sampul belakang  atau disebut  blurb dibuat untuk pembaca. Sinopsis ditulis penulis untuk membuat redaksi tertarik membaca dan mengevaluasi naskahnya, sementara tulisan blurb ditulis oleh penerbit untuk menggoda pembaca agar mereka tertarik lalu membeli buku tersebut. Dengan kata lain, sinopsis dibuat untuk membikin tim redaksi/editor penasaran. Sementara blurb dibuat agar pembaca penasaran dan tertarik membacanya.
Dari membaca sinopsis ini, tim evaluasi di redaksi bisa memutuskan apakah akan lanjut membaca naskahnya atau ganti memeriksa naskah lainnya. Dengan demikian, sinopsis yang ditulis dengan baik dapat membuat tim evaluasi naskah tertarik untuk membaca dan memeriksanya lebih lanjut. Perhatikan, jangan sekali-kali mengirimkan naskah ke penerbit tanpa sinopsis kalau kalian tidak ingin diomeli editornya. Tulislah sinopsis yang baik sebagai pengantar tim redaksi dalam mengevaluasi naskah yang kamu kirimkan. Nah, sudah tahu kan pentingnya sinopsis? Sekarang, kita lanjut dengan bagaimana menulis sinopsis yang baik.
1.    Lengkap

Sinopsis adalah ringkasan yang lengkap dari sebuah naskah, dari A – Z. Jangan menyembunyikan sesuatu dalam sinopsis, termasuk ending dari naskah novel kamu. Jika si A nanti menikah dengan C, ya tuliskan. Untuk naskah novel misteri detektif misalnya, sebutkan juga siapa pembunuh yang sebenarnya dalam sinopsismu. Tim penyeleksi harus tahu. Jika kamu menyimpan kejutan-kejutan dalam naskahmu, tuliskan juga dalam sinopsis. Pokoknya, sebutkan semuanya agar editor tahu luar-dalam dari naskah yang kamu kirimkan. Jangan menyembunyikan apa pun di naskahmu dalam sinopsis. Justru, tim redaksi harus tahu semua keistimewaan dari naskahmu itu. Dengan mengetahui luar dalam lewat sinopsis, tim redaksi akan lebih mantap dalam memutuskan akan menolak atau menerima sebuah naskah. Dalam hal ini, sinopsis berkebalikan dengan ‘blurb.’ Dalam ‘blurb,’ justru kejutan-kejutan itu yang harus disembunyikan dari calon pembaca.

2.    Pendek tapi Jelas

Jangan berpanjang-panjang dalam menulis sinopsis untuk naskahmu. Ingat, kamu hendak menulis sinopsis, bukan menulis cerpen. Meskipun naskahmu setebal 500 halaman, buatlah sinopsis dalam jumlah halaman yang masuk akal. Sinopsis  novel standar sekitar 1-2 halaman sudah cukup. Semakin panjang, semakin itu bukan sinopis. Tim redaksi itu sibuk loh, setiap hari harus membaca puluhan naskah, maka tulislah sinopsis yang ringkas namun isinya mewakili isi buku. Dengan demikian, tim redaksi tidak akan malas duluan. Capek loh baca sinopsis lebih dari 5 halaman padahal yang diperiksa ada puluhan naskah.

3.    Awali dalam Bentuk Poin-Poin

Tergantung jenis naskahnya sih, tapi isi naskah nonfiksi akan lebih terwakili dan lebih mudah digarap jika dalam bentuk poin-poin. Tapi, ya, sinopsis jangan kemudian kayak pilihan ganda dan tabel isian yang membosankan. Dari poin-poin ini, kamu bisa mengembangkannya lagi dalam bentuk paragraf.Padukan antara deskripsi dan poin-poin secara luwes. Menulis dalam poin-poin akan memastikan semua hal menarik dalam naskahmu turut terwakili. Editor juga bisa membacanya dengan lebih cepat.Khusus naskah fiksi (novel atau cerpen), sinopsis dapat ditulis dengan mengacu pada tiga poin utama: konflik, sikap atau penerimaan karakter utama terhadap konflik, dan resolusi. Dalam sinopsis novel, tim evaluasi sangat ingin tahu konfliknya seperti apa, terus tokoh2nya bakal bagaimana, dan penyelesaiannya kayak apa. Ketiga poin utama itulah yang harus kamu masukkan dalam sinopsis naskah novelmu. Kemudian, kembangkan poin-poin itu dalam bentuk paragraf deskripstif agar lebih enak dibaca dan tidak terkesan seperti membaca daftar. Gampang kan? Jadi nggak perlu menceritakan ulang seluruh isi naskahmu.

4.    Sopan dan Rapi, tapi Tidak Kaku

Jangan terlalu kaku, tapi juga jangan asal menulis. Santai tapi sopan. Jangan elu-gue ya kalau menulis surat dan sinopsis meskipun naskahmu adalah naskah remaja. Bayangkan kamu sebagai penjual yang sedang menawarkan naskahmu kepada mbak-mbak redaksi, jadi tetap ada rasa sopan dan segan. Nah, calon pembeli biasanya akan cerewet bertanya: ini uniknya apa? bagus nggak? nilai lebihnya di mana? asyik nggak? Nah, cobalah menulis sinopsis yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi.


Sumber: blogdivapress.com 

No comments:

Powered by Blogger.