Header Ads

Pemakaman Muslim Gang Meliau, Makam Kerabat Kesultanan Pontianak

EntrepreneurKreatif.Com-Makam atau kuburan merupakan suatu bentuk identitas bagi individu atau kelompok masyarakat tertentu. Dari makam, kita bisa mengetahui alur cerita , susur galur atau silsilah bagi yang bersangkutan ( almarhum ). Batu nisan yang ada di kuburan dapat melambangkan suatu bentuk peradaban dari masa ke masa.

Makam Muslim Kampung Melayu  Gang Meliau ( sekarang Jalan Meliau ) di Jalan Tanjungpura, Pontianak, konon merupakan salah satu makam tertua di Pontianak setelah Makam Kesultanan Batulayang.  Di Gang Meliau pun banyak terdapat makam anak cucu Sultan Abdurrahman Al-Qadri, pendiri Kota Pontianak, khususnya dari jalur putra beliau, Sultan Usman Al-Qadri.
sumber: pontianak heritage

Paman penulis, Ir. Abdussalam bin Alwi Mazwar Alhinduan, MBA, pada Ahad 8 Oktober 2000, bersama kakak beliau, RSA. Bambang Priyanto Alhinduan, telah melakukan pendataan langsung di lokasi makam dengan meneliti bukti-bukti otentik berupa catatan sejarah yang terukir pada batu nisan di pemakaman tersebut, seperti identitas dan bentuk batu nisan, dan tulisan kaligrafi yang menerangkan tarikh wafat atau meninggalnya seseorang.

Mereka meneliti makam-makam tua yang mempunyai tulisan yang bisa  dibaca secara jelas, karena banyak sekali makam-makam yang tidak terdapat nama di nisannya sehingga sangat menyulitkan bagi para sanak keluarga yang berziarah ke Pemakaman Muslim Gang Meliau. Data yang tertera pada nisan tersebut berupa kaligrafi (qhad) Arab-Melayu yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sesuai bunyi aslinya. Berikut sebagian nama yang dimakamkan disana, yang penulis kutip dari makalah Ir. Abdussalam Alhinduan, MBA yang berjudul Selayang Pandang Makam Muslim Kampong Melayu Gang Meliau, sebagai berikut :

Pada Tarikh Sanah 1306 Pada 28 Bulan Rejab Hari Ahad Pukul 9, di Luas inilah waktunya SYARIF MUHAMMAD BIN SYARIF ALI ALHINDUAN kembali ke Rahmatullah ( 124 Tahun lalu ).

SYARIFAH MARYAM BINTI ALWI ASSEGAF (BERGELAR RATU SEBERANG) Wafat 24 Sawwal 1384 H (46 Tahun Lalu ). Beliau merupakan salah satu Permaisuri Sultan Muhammad Al-Qadri.

Pada Tarikh Sanah 1310 kepada 27 hari Bulan Shafar Hari Jumat Waktu jam Pukul 9 pagi di Luas inilah SYARIF AHMAD BIN PANGERAN TEMENGGUNG SYARIF ABUBAKAR ALQADRI  kembali ke Rahmatullahi Ta’ala daripada negeri yang fana ke negeri yang baqa. Innalillahi… ( 120 Tahun Lalu ).

Dengan Takdir Allah telah mangkat meninggalkan Negeri yang Fana ke Negeri yang Baqa Almarhumah SYARIFAH THALHAH ALQADRI SERI PADUKA YANG MAHA MULIA MAHA RATU BESAR KERAJAAN PONTIANAK pada jam Setengah 6 Pagi , Ahad, Jumadil Akhir Sanah1326.(104 Tahun Lalu). Beliau merupakan Istri Pertama Sultan Muhammad bin yusuf Al-Qadri, sultan Pontianak ke-6. Ayahnya bernama Hb. Saleh bin Muhammad Al-Qadri (bergelar Pangeran Jaya) cucu Sultan Usman bin Abdurrahman Al-Qadri.

Pada Hari selasa tanggal 3 Rabiul Awwal Sanah 1370 bersamaan  13 September 1950 jam 11.45, kembali ke Rahmatullahi Ta’ala SYARIF ABDURRAHMAN BIN MUHAMMAD ALHINDUAN (60 Tahun lalu). Habib Abdurrahman Al-Hinduan merupakan Guru Tareqat Qadariah Naqsabandiyah yang mempunyai murid tersebar di Pontianak, Kakap, Tanjung Saleh, Teluk Pakedai hingga sepok Laut. Beliau merupakan ipar dari Syarifah Thalhah, Permaisuri Pertama sultan Muhammad Al-Qadri, dan juga merupakan tabib (dokter) nya Sultan Muhammad Al-Qadri.

Selain mereka juga dimakamkan beberapa kerabat Kesultanan Pontianak lain seperti Sy. Alwi bin Muhammad Al-Qadri (bergelar Pangeran Jaya) mertua Hb. Abdurrahman Hinduan dari istri pertama beliau Sofia binti Alwi.  Syarifah Sofia merupakan sepupu Syarifah Thalhah Al-Qadri.

Di Pemakaman Gang meliau juga terdapat makam Hb. Ahmad bin Husein Al-Qadri (Tok Amad Ende) guru Habib Abdurrahman Hinduan yang berasal dari ende, NTT. Selain itu juga terdapat makam Syarif Ali bin Sultan Hamid I  Al-Qadri (gelar Pangeran Putra) yang nisannya bersebelahan dengan putra Hb. Abdurrahman Hinduan, yaitu Hb. Hamid Alhinduan.

Habib Hamid menikah dengan Maimunah binti Syarif Abubakar bin Pangeran Arya. Pangeran Putra merupakan kakek Maimunah dari pihak ibu. Tentu perlu diteliti lebih lanjut, kenapa banyak kerabat Kesultanan Pontianak yang dimakamkan di Gang Meliau, bukan di Batulayang? Apakah karena mereka yang dimakamkan disana mempunyai hubungan kekerabatan dengan Habib Abdurrahman Alhinduan?

KONDISI GANG MELIAU SAAT INI

sumber: pontianak heritage
Makam bersejarah Gang Meliau saat ini kondisinya sungguh memprihatinkan, terutama di musim hujan. Selain itu hampir semua nisan-nisan disana  tidak terdapat nama orang yang dimakamkan disana, terutama dalam huruf Latin. Seperti yang dialami sendiri oleh penulis ketika berziarah kesana beberapa waktu lalu bersama  seorang teman.

Letak Makam Gang Meliau yang di belakangnya terdapat rumah penduduk juga menyebabkan terkadang limbah rumah tangga merembet ke makam. Hal ini diperparah dengan adanya Tempat Pembunngan Sampah Umum yang terletak tepat di depan makam.

Mengingat begitu berharganya Pemakaman Muslim Gang Meliau sebagai salah satu warisan bersejarah Kota Pontianak, penulis sangat berharap kepada Pihak Pemerintah Kota Pontianak dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melaui Dinas Pariwisata, agar dapat memerhatikan Pemakaman Muslim gang meliau dan jika perlu menjadikannya Kawasan Wisata Religius Kota Pontianak seperti yang dilakukan Pemkot Surabaya dalam menjaga kelestarian Kawasan Pemakaman Sunan Ampel, Surabaya. Semoga masyarakat Pontianak, khususnya generasi muda semakin mengenal Pemakaman Muslim Gang Meliau, Makam Kerabat Kesultanan Pontianak.

*) Telah dimuat di KOLOM ZIARAH MAJALAH ALKISAH NO.23/ 15-28 NOVEMBER 2010 

No comments:

Powered by Blogger.