Header Ads

Agar Cerpen Dilirik Redaksi

EntrepreneurKreatif.Com-Agar Cerpen Dilirik Redaksi. Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan saya sebelumnya. Bagaimana agar tulisan fiksi (cerpen) kita dilirik oleh redaksi sebuah media? Berikut beberapa tips yang saya rangkum berdasarkan pengalaman pribadi ditambah berbagai sumber bacaan, terutama cerpen-cerpen yang sudah lolos di beberapa media nasional terkemuka seperti Kompas dan Femina. Selamat membaca

1. Judul yang WOW!


Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku Dengan Bibirmu. Itu adalah judul cerpen karya Hamsad Rangkuti yang 'nendang' banget! Siapa yang tidak tertarik membaca cerpen dengan judul seseksi itu, coba? Pasti pada penasaran, kan? Ngaku aja.

Banyak penulis pemula yang masih meremehkan  pentingnya sebuah judul yang eyes-catching ini. Padahal, sebagai seorang pemula yang belum dikenal oleh redaksi, judul yang kita buat sangatlah menentukan apakah cerpen kita bakal dilirik redaksi atau tidak. Kalau Anda sudah setenar Putu Wijaya misalya, mau pakai judul yang cuma 1-3 huruf pun tak masalah. Ya. Pengarang senior kelahiran Tabanan, Bali, itu terkenal akan judul novel yang cuma terdiri dari satu kata dan tiga sampai lima huruf saja seperti Lho (1982), Pol (1987), Nol (1992) dan beberapa judul nyentrik lainnya khas Putu Wijaya. 

Jika kita belum sengetop mereka, maka carilah judul yang kira-kira mampu membuat redaksi 'menoleh' ke cerpen Anda di antara sekian banyak cerpen yang lain. Buatlah cerpen yang judulnya 'nendang' seperti judul  antologi puisi Tere Liye, Dikatakan atau Tidak Dikatakan, Itu Tetap Cinta. Atau judul novel berikut: 69: Berkubang Liang. Haduh!



2. Paragraf Pertama yang Langsung 'Nendang'

Setelah urusan judul kelar, maka kita harus menulis paragraf pertama yang 'nendang'. Bagi sebuah cerpen dengan 'ruang sempit' sekitar 6-8 halaman saja, redaksi membidik paragraf pertama yang kita tulis. Jangan sia-siakan paragraf pertama itu dengan penceritaan setting yang bertele-tele dan membosankan. Buka paragraf pertama dengan sesuatu yang menggebrak, bisa dalam bentuk narasi atau dialog, asal jangan dialog ping-pong ya. 

3. Cerita yang Unik dan Menarik

Dari berbagai cerpen yang masuk ke meja redaksi, cerita yang menarik, konflik yang asyik, dan ending yang memikatlah yang akan memenangkan hati redaksi. Bagaimana membuat ending yang memikat? Salahsatunya dengan teknik twist ending.

4. Twist Ending

Twist Ending adalah akhir cerita yang tidak tertebak. Twist Ending sering muncul pada cerita detektif seperti pada novel karya Agatha Christie. Penulis sengaja mengarahkan pembaca agar menebak akhir cerita menjadi kejadian A misalnya, tapi di akhir cerita ternyata menjadi B. Pada kisah detektif ala Sherlock Holmes atau karangan Agatha Christie misalnya, pembaca sengaja diarahkan untuk menebak bahwa pembunuhnya adalah si C, ternyata si Z. Tipsnya, arahkan pembaca untuk menebak A sejak awal, tapi buatlah clue ke arah B sehingga ketika ternyata endingnya B, mereka tidak terkejut.

5. Hindari Tempelan

Hindari segala yang terkesan sebagai 'tempelan' semata, baik settting maupun profesi si tokoh. Lebih baik disamarkan saja seperti pada contoh ini

6. Sesuaikan cerpen kita dengan media yang dituju

Selengkapnya bisa membaca tulisan terdahulu yang sudah saya kupas tuntas. Selamat menulis

No comments:

Powered by Blogger.