Header Ads

Santa Monica

Santa Monica

Vivi Al-Hinduan


Cyber Café “Santa Monica”, Bekasi



Warnet 24 jam yang sempit itu dipenuhi oleh para lelaki muda yang rata-rata para mahasiswa dan pekerja kelas menengah yang berwajah lelah. Jam sudah menunjukkan angka 22.10 wib. Aroma kopi dan asap rokok tercium di seantero warnet yang bersebelahan dengan warung kopi itu. Di ujung sana, terlihat seorang pria berseragam satpam yang tengah serius bermain Poker di Facebook. Di sudut kiri, seorang mahasiswa sedang asyik menonton video porno sambil sesekali mengerang halus, “ Aarrgghh…!”

Seorang lelaki dengan baret hitam ala Pak Tino Sidin yang menempati bilik nomor lima, sedang asyik berbincang di sebuah media sosial. Kadang ia tertawa sendiri, kadang berseru “ WOW” dengan keras, kadang seperti sedang berpikir keras. Ia tak memedulikan lirikan tajam orang-orang di bilik-bilik warnet yang hanya disekat dengan triplek itu.

Tangannya berpindah-pindah memainkan tetikus itu. Asyik meng-klik laman Facebook, Twitter, dan membuka Instagram. Kadang juga asyik mengunggah video klip nya sendiri ke YouTube. Kali ini ia membuka akun Twitternya @JamesArgo.
@LadyFrancisca menulis komentar di akun Twitter miliknya.
Mau dong liat videoklipmu @JamesArgo? Sudah di unggah ke YouTube?
Sudah, balas @JamesArgo singkat.

Di ujung sana, @LadyFrancisca tak sabar membuka alamat link di YouTube yang diberikan oleh @JamesArgo padanya.

Tampak di video klip itu, seorang lelaki kurus berkulit putih dan berhidung mancung, menyanyi ceria ditemani gitar akustiknya.
There’s a cafe in Santa Monica
Stay a pretty lady Francisca
Anytime and any day, seems like heaven’s always there
Meet me in the Santa Monica

 Hope you will find yourself some satisfaction and pleasure
I know you will find someone in your dream,
Someone you really love, someone your heart can’t resist*)...
****
Di sebuah perumahan padat penduduk di Bekasi
“Mas, susu formula nya sudah habis nih.”
“Sudah, ganti aja dengah teh tawar.”
“Mas ini gimana sih? Bisa mencret anak kita dikasih teh tawar. Mas nggak cari kerja ya? kerjaannya nulis lagu mulu. Trus nyanyi-nyanyi sendiri. Trus direkam sendiri. Kurang kerjaan amat. Nggak ngasilin duit, tau!”
“Kamu tuh kenapa, sih? Gangguin orang aja.”
“Lihat tuh suaminya Mbak Rika. Sudah beli motor baru loh kemaren. Langganan tivi berbayar pula. Kita kapan bisa kayak gitu?”
“Sudah, biarin aja. Kenapa sih sibuk ngurusin orang?”
“Kamu tuh cuek banget sih jadi orang? Aku nyesel banget kawin sama seniman kayak kamu, tau!”
“Loh, kemaren siapa juga yang minta dikawinin? Sudah kubilang kalo aku tipe orang yang nggak mudah untuk menjalin komitmen. Sulit ngikutin ekspektasi orang lain. I am the worst kind of guy to be around.”
“Halah!”
Istrinya berlalu pergi dengan muka seperti daster kusut.
****
Di sebuah rumah mewah di Selatan Jakarta
“Papa mau kemana lagi, sih?”
“Ke luar kota, Ma. Ada masalah di kantor cabang Pontianak yang harus aku beresin.”
“Kapan pulang?”
Next week. Aku pergi dulu ya, sayang.”

Sepeninggal suaminya, Mira merenung sendiri dikamarnya yang luas seperti kamar di hotel-hotel bintang lima. Kamar itu begitu lengang karena hanya diisi dua orang. Sudah hampir tiga tahun mereka menikah, belum juga dikaruniai anak. Ia dan suaminya sudah melakukan segala cara, mulai berobat ke rumah sakit tercanggih di Singapura, hingga ke pengobatan alternatif cara Timur di Jakarta. Semua nihil.

Mira sudah jengah mendengar sindiran ibu mertua dan ipar-iparnya setiap kali ada acara keluarga. Selalu menanyakan soal anak yang tak kunjung tiba. Ditambah  lagi sikap Willy, suaminya, yang mulai dingin setahun belakangan ini.

Mira duduk di depan meja jati di sudut kamarnya, membuka laptop dan berselancar di media sosial untuk membunuh sepi. Satu-satunya cara baginya melupakan dunia realita barang sekejap.
****
“Aduh, sori deh, bro, kita lagi nggak butuh supir nih. Kalo salesman lu mau?”
“Enggak deh. Makasih, Wan.”
“Sori ya, friend. Kalo gue yang punya perusahaan sih lain cerita, sob.”
Tapi Ilham sudah berlalu pergi.
****
@LadyFrancisca: Jadi kamu lulusan Jurusan Musik dari IKJ ya @JamesArgo? Wuih, keyen euy!
@JamesArgo: Yup. Hope one day I can be a great musician.
@LadyFrancisca: kamu kerja apa sekarang @JamesArgo?
@JamesArgo: nggak tetap. Kadang juga perform di kafe-kafe bareng band ku. Mo ngasih aku kerjaan @LadyFrancisca?
@LadyFrancisca: jadi tukang kebun di rumahku, mau? Sambil nyanyiin aku lagu #SantaMonica
@JamesArgo: nanti suami kamu cemburu lagi.
@LadyFrancisca: dia nggak peduli sama aku #PengenCerai.
@JamesArgo: ketemuan yuk?
@LadyFrancisca: kamu di mana sekarang?
@JamesArgo: warnet Santa Monica, dekat rumahku.
@LadyFrancisca: ah, jauh amat. Males.
****
“Aku udah nggak tahan lagi, Mas. Anak kita udah mau dua, tapi kamu nggak berubah.”
“Aku sudah berusaha, Ran. Cari kerja sana-sini. Tapi belum dapat. Sabar ya?”
“Sabar??! Kontrakan kita udah dua bulan nunggak. Aku mesti ngutang sana-sini buat ngelunasinnya. Kalo sampe bulan ketiga kita nggak bayar, kita bakal diusir.”
Ilham terdiam. Ingin rasanya ia berlari meninggalkan dunia realita yang kejam. Saat ini, ia hanya ingin bersama dengan @LadyFrancisca. Berdua, di Santa Monica…

Untuk : James Argo Mulawarman
*) Lagu berjudul Santa Monica karya James Argo the Greenrocker.



No comments:

Powered by Blogger.